Kab. Deiya Salah Memilih Sahabat Ketika Datang ke Jakarta - Ricardus Keiya
-->

Wednesday, March 23, 2016

Kab. Deiya Salah Memilih Sahabat Ketika Datang ke Jakarta

author photo
Menulis Fenomena Tentang Papua
Di Negri ini KPK telah menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh pejabat birokrat.  KPK hadir di bumi pertiwi ini sebagai bentuk nyata dari penyelamatan keuangan Negara. Mereka yang bersalah atas uang Negara, sudah tentu menjadi buronan. KPK lagi-lagi menjadi senjata andalah Republik dalam mematikan sepak terjang para koruptor. Sejak berdiri 13 tahun silam, Komisi Pemberantasan Korupsi berhasil menjebloskan sejumlah nama-nama besar ke balik jeruji besi. Kasus yang menimpa Anas Urbaningrum dan Andi Malarangeng adalah bukti bahwa saat ini KPK tdak sedang bermain-main dengan mereka, para koruptor.
*** 

Ini cerita tentang Seorang Irenius Adii yang saat ini bekerja di birokrat Kab deiya sebagai Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  dan seorang Dewie Yasin Limpo yang adalah anggota DPR RI Komisi VII.   Saat ini mereka menjadi tahanan KPK.

Mari kita lihat, konspirasi apa yang dibangun oleh Adii dan Limpo soal listrik Kab. Deiyai, sehingga lembaga anti rasuah
ini merasa berhak menahan mereka.


***


Kasus ini bermula ketika Pemerinta Kab. Deiya melalu Irenius Adii melobih pambangunan listrik ke Jakarta. tugas Adii sangat mulia, yakni memberikan penerangan untuk daerahnya.  Lalu, untuk memuluskan tugas mulia tersebut, maka Irenius bertemu dengan ibu Limpo.

Siapa itu Limpo ?. Nama lengkapnya Hj. DEWIE YASIN LIMPO, SE. karir nya dalam dunia organisasi terbilang cukup baik, beberapa perusahan besar pun pernda dijadikannya tempat mencari sesuap nasi. Saat ini,
Dewie Yasin Limpo adalah anggota DPR RI. Limpo terplih menjadi DPR RI fraksi partai Hanura setelah menjadi calon perwakilan Sulawesi Selatan I.


Sebenarnya sungguh ironis jika kita mengatahui bahwa kab. Deiya adalah salah satu kabuten yang kurang memiliki fasilitas penerangan lampu, seharusnya Deiyai  pantas untuk menjadi sebuah kebupaten ketika syarat-syrat seperti lampu listrik telah terpenuhi. Tetapi untuk Papua, bukan hal yang rumit dan mustahil. Modal utama memekarkan  Kabupaten di Papua adalah hanya dengan doa dan niat, selebihnya Pusat lah yang menjadi Tuhan atas Papua. 

***


Di Negara ini hukum bisa dibeli. Di Negara ini aturan  dibuat untuk dilanggar. Akhirnya, demi Nama Negara, sepak terjang Irenius harus berakhir  di panggkuan KPK. Tugas mulia yang di embani nya harus terlepas dari genggamannya. Ibu Yasin Limpo harus mengakui bahwa dia tidak bisa menipu KPK, meski ia perna “menipu” Irenius. Inilah ironisnya jika sebuah persahabat dibangun dengan kepentingan, dan akhirnya publik di Papua mengerti mengapa belakangan ini para pejabat  dengan gampangnya  mencarari “sahabat” di Jakarta.


Kasus Irenius akhirnya memperlihatkan bahwa sebenarnya pejabat-pejabat daerah selalu pergi ke Jakarta bukan untuk urusan dinas tetapi karena ingin memuluskan kepentingan bersam antara pusat dan daerah, serta kepentingan oknum pejabat itu sendiri.

Dewie Yasin Limpo, diduga menerima dana sebesar Sin$ 177.700 atau sekitar Rp 1,7 miliar. Dan dengan jelas media-media mengutip kekecaweaan Irenius Adii kerena meresa telah ditipu oleh limpo. Irenius mengaku kapok dengan perbuatannya, di media pula Ia (irenius) bahkan bersumpah untuk tidak mengulagi perbuatannya. Sayangnya menurut KPK nasi sudah menjadi bubur.

Menurut pengamatan saya, sejauh ini para pelaku  akan menyesali perbuatannya ketika semua sudah terkuak. Jika sesuatu dilakukan dengan cara yang tidak benar, maka sepandai-pandai tupai melompat maka tetap juga akan jatuh.

Saran saya saja, kalau masih ada jalan dengan cara yang bersih, kenapa harus mencari cara yang kotor. Kasihan juga, karena pada akhirnya  media lah yang berkuasa mencabik-cabik harga diri kita.



***


Kabupaten didirikan dengan suatu tugas muliah, yakni memanusiakan manusia. Ribuan visi dan misi telah di paparkan untuk melobi sebuah kabupaten. Sajauh ini, yang ada di benak masyarakat umum adalah bahwa, kabupaten dibuat hanya untuk mendatangkan tumpukan rupah. 


Lalu menurut saya  Pertanyaanya adalah untuk apa Pejabat pusat memberikan pemekaran   dan untuk apa Elit-elit daerah meminta pemekaran ? Saya rasa kita akan mendapatkan jawabannya dari mereka-mereka yang sedang menjadi target operasi KPK
Bogor, 24 Maret 2016
ricky 

This post have 3 komentar

avatar
Unknown delete March 24, 2016 at 10:39 AM

Menarik, mengalir, enak dibaca...

gan, krim tulisan lagi dulu ke maja kribo...
please gan...

majalahkribo@gmail.com

Reply
avatar
Dmpapuaok delete March 25, 2016 at 5:55 AM

Insfiratif gan. Sa suka baca tulisan dari gan. Ditunggu update terbarunya.

Reply
avatar
Unknown delete March 25, 2016 at 8:48 AM

@majalah kribo : gan Oke nanti saya kabrkan

@dihai : siap ayo kita update sama2

Reply

1. Dibutuhkan Kritik dan Saran Yang Membangun
2. Kritik dan Saran Harus Sesuai Konten Tulisan
3. Terima Kasih Telah Berkunjung
EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post