Menggali Dasar Etika Yang Terkubur Rapi sejak 1987 - Ricardus Keiya
-->

Sunday, February 28, 2016

Menggali Dasar Etika Yang Terkubur Rapi sejak 1987

author photo
Beberapa waktu yang lalu, lebih tepatnya di penghujung tahun 2015. Saya tanpa sengaja diajak oleh seorang sahabat, dia sahabat yang sangat spesial. Untuk lebih akrab saya sering memanggilnya, Nesta. Oleh Nesta saya diajak berkunjung ke Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Saya tidak terlalu mengenal seluk-beluk mengenai pasar ini. Tetapi yang saya paham Konon katanya Sejarah Kecamatn Senen diawali dengan dibukanya Pasar Senen oleh Yustinus Vinck pada tahun 1733. Selain Pasar Senen, Vinck juga membuka Pasar Tanah Abang.
Yang ingin saya ceriatakan bukanlah sejarahnya, tetapi bagaimana saya diberikan kejutan oleh si Nesta, sahabt saya.
Saya lalu diajak nesta berkunjung ke suatu tempat. Tempat itu terlihat berantakan dengan tumpukan buku-buku tua. Orang-orang sekitar sering menyebutnya dengan sebutan “gudang buku”. Gudang buku ini berada tepat di lantai atas bangun pasar senen. Di gudan buki ini kami kemudian kami menghabiskan waktu beberapa jam.
****
Ricky. Sepertinya buku ini cocok buat mu, katanya nesta sambil memberikan sebuah buku setebal 156 halaman, penerbit Kanisius tahun 1987. Saya tidak mengerti isi dari buku ini. Tetapi hal yang membuat menarik adalah nama penulisnya. Dia adalah Franz Magnis-Suseno. Saya perna mengenalnya, kala itu ketika saya berkunjung di sebua “dunia”. Dunia itu diberi nama “Dunia Sophie” oleh pencipnya Joestein Gaarder. Di dunia Sophie ini, Pria berdarah jerman (Suseno) hadir dan memberi dukungan kepada para pencinta filsafat bahwa filsafat bukanlah sebuah “rahasia” yang harus ditakutkan.
Buku yang ditawarkan sahabat saya itu berjudul ETIKA DASAR (Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral). Penulis buku ini juga dikenal sebagai seorang Direktur Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara yang juga sekaligus Sebagai seorang pastur. Panggilan akrabnya Romo Magnis.
****
Saya mulai membaca bagian awal dari buku ini. Romo Suseno menguraikannya dengan begitu “kren”. Buku ini terdiri dari sepuluh bab. Saya hanya baru membaca bab satu-Nya saja. Bab satu ini berisi tentang : 1) Etika: Ilmu Yang Mencari Orientasi 2) Etika dan Ajaran Moral 3) Apa Gunanya Etika 4) Etika dan Agama 5) Metode Etika 6) Arti Kata “Moral”
Saya lalu berfikir ada bagusnya jika surat-surat wasihat dari romo Suseno pada bagian bab satu ini saya bagikan buat teman-teman sekalian siapa tau, kita saling koreksi.
****
Berikut adalah apa yang saya tanggkap dari “Etika Dasar” karya Frans Magniz-Suseno
Bagian Pertama : Etika : Ilmu yang mencari Orientasi
Etika yang dimaksud romo Suseno di sini adalah. etika tersebut dapat membantu kita untuk mencari orientasi atau sarana orientasi bagi manusia untuk menjawab pertanyaan yang fundamental seperi bagaimana saya harus hidup dan bertindak ?
Tujuannya agar kita tidak hidup dengan cara yang ikut-ikutan, melaikan agar kita dapat mengerti sendiri mengapa kita harus bersikap begini atau begitu. Etika juga membantu kita agar lebih mampu untuk mempertanggung jawabkan kehidupan kita.
Bagian Ke-dua : Etika dan ajaran modal
Etika dan ajaran moral tidak berada pada tinggkatan yang sama. Etika adalah sebuah ilmu bukan sebuah ajaran. Sedangkan Moral adalah kumpulan peraturan dan ketetpan-ketetapan entah tertulis ataupun lisan. Sumber langsung ajaran moral bagi kita adalah berbagai orang yang ada dalam kedudukan tertentu, seperti orang tua, guru, para pemuka masyarakat, pemuka agama serta tulisan-tulisan seperti di kitab-kitab dan juga tradisi adat istiadat.
Etika itu mau mengajarkan mengapa kita harus mengikuti ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita dapat bertanggung jawab ketika ditempatkan pada berbagai ajaran moral.
Bagian Ke-tiga : Apa Gunanya Etika
Menurut romo Suseno, Etika membantu agar kita jangan kehilangan orientasi, dapat mebedakan antara apa yang hakiki dan apa yang boleh saja berubah sehingga kita sanggup untuk mengambil sikap-sikap yang dapat kita pertanggung jawabkan.
Bagian Ke-Empat : Etika dan Agama
Etika memang tidak dapat menggantikan agama, tetapi etika juga tidak bertentangan dengan agama, bahkan diperlukan olehnya. Etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya fikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik.
Bagian Ke-Lima: Metode etika
Seperti dalam semua bidang filsafat lain, begitu pula pada ahli etika selalu berselisih faham tentang metode yang tepat, tetapi ada pendekatan yang dituntut dalam semua aliran yang pantas disebut etika, ialah pendekatan kritis. Etika pada hakikatnya mengamati realitas moral secara kritis. Etika tidak memberikan ajaran, tetapi memeriksa kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma-norma dan pandangan-pandangan moral secara kritis.
Bagian Ke-enam : Apa arti kata “moral”?
Kata moral mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia. Norma-norma moral adalah tolok ukur untuk menentukan betul salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas.
****
Nesta ternyata bukunya sangat bagus, meski dapatnya bukan di gramedia,
makasih untuk bukunya Nesta. Saya janji berikutnya akan saya rangkum lagi bab-bab selanjutnya untuk Mu, dan teman-taman yang mau berbagi koreksi.

This post have 0 komentar

1. Dibutuhkan Kritik dan Saran Yang Membangun
2. Kritik dan Saran Harus Sesuai Konten Tulisan
3. Terima Kasih Telah Berkunjung
EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post