|
Penasaran dengan bukunya ? ayo langsung saja !
***
Perpolitikkan di Negara ini menjadi warna tersendiri. Betapa tidak ? ribuan politikus dari seluruh penjuru nusantara menghabur-hamburkan uang mereka hanya untuk kepentingan kampanye mereka, ironisnya “penghambur-hamburan” uang itu terjadi ibarat musiman. Ketika datang musim kampanye, maka ketika itu juga, jutaan uang akan melayang sembari diiringi janji-janji manis para politikus. Fenomena ini bukanlah fenomena yang baru, mungkin contoh yang tepat untuk fenomena ini adalah isitilah “serangan fajar”.
Selama ini gambaran tentang Politisi adalah gambaran yang dibentuk oleh media masa dan pesisme akut di tengah masyarakat. Ada anggapan bahwa para politikus adalah mereka yang selalu mengatas namakan rakyat untuk kepentingan pribadi. Para politisi adalah mereka yang hanya mengejar materi dan pencapaian pribadi. Politisi sering mengibuli orang banyak untuk meraup keuntungan diri dan dinasti. (Yusran, 2016).
Namum di tengah hamparan pesismisme itu, selalu ada optimisme di tengah belantara politik. Selalu saja ada harapan bagi sejumlah orang yang memiliki visi kuat dan bekerja keras untuk membumikan visi tersebut. Publik tidak diam. Publik akan memberikan apresiasi bagi politisi yang mau berjuang untuk rakyat kecil, dan akan memberikan catatan kritis bagi politikus yang mengabaikan rakyat. Wajar saja ada ribuan politikus yang kemudian hanya terpilih untuk satu periode lalu tidak untuk periode berikutnya. Pada periode berikut mereka sama sekali tidak akan mendapatkan simpati publik.
Ada argumentasi yang bisa menjelaskan mengapa seorang politikus tidak bisa terpilih kembali. Boleh jadi, ini disebabkan ikatan yang dibentuk antara politisi dan konstituennya sangat longgar sehingga tidak terbangun emosional yang sangat kuat. Politisi hanya datang saat menjelang pemilihan, lalu melakukan praktik pembelian suara, setelah itu meninggalkan konstituen. Mereka tidak membangun satu ikatan yang memungkikan mereka untuk tetep berinteraksi dengan konstituennya.
***
Yusran & Politik 3.0 |
Buku POLITIK 3.0 ini, hendaknya ingin menyajikan bahwa semua politikus sebenarnya bisa berpolitik di pangung demokrasi dan selama itu pun mereka juga akan tetap dicintai oleh rakyatnya.
Bahwa politik bisa dikelolah menjadi upaya untuk menggapai mimpi-mimpi melalui program dan langkah-langkah strategis. Semua orang bisa menggapainya sepanjang memiliki asa dan tekad yang kuat untuk menghadirkan warna baru ditengah jagad perpolitikan kita yang cendrung seragam.
Yang dipotret di buku ini bukan sekedar perjalanan seorang Politisi muda, tetepi bagaiman para relawannya menjadi bagian penting dari semua proses politik yang dilalui seseorang.
Para relawan tak banyak dicatat, mereka kerap dilupakan. Padahal peren merka tidaklah kecil. Mereka adalah kekuatan utama yang menjadi garda terdepan para politisi. Suka dan duka sudah dirasakan oleh mereka, tetapi dibalik sudak dan duka para relawan itu kemudian muncullah sosok politikus kita yang sesungguhnya.
***
Saya rasa buku ini sangat baik untuk beberapa politikus mudah di Papua. Sesungguhnya buku ini menceritakan kisa seorang Politikus Mudah Eka sastra, saat ini Ia Menjadi bagian dari perwakilan rakyat RI. Sungguh luar biasa, harusnya perpolitikan kita berjalan seperti yang diperankan oleh Eka Sastra. Dia memberikan gambaran bahwa meskipun dia menjadi elit politik Republik ini namun kepeduliannya terhadap rakyat tetap ia bangun, dan itulah sebabnya rakyat tetap mencintai dia.
***
Sebelumnya buku yang saya dapat dari Yusran adalah bukunya tentang “Kopi Sumatra di Amerika”. Buku ini ia menuliskan tentang Suka dan duka beliau di Amerika. Dan pada kesempatan ini , lagi-lagi saya merasa bangga bisa langsung mendapatkan buku yang luar biasa juga.
Makasih abang ku, makasih juga meski buku ini belum disebar ke Gramedia, namun saya meresa bangga bisa mendapatkannya terlebih dahuluh. Makasih abang ku. Tetap semangat dalam memberikan kontribusi Bang. #bangga_bisa_mendapatkan_langsung_dari_penulisnya. GBU.
Ricky
Bogor, 20 Mei 2016.
This post have 0 komentar
1. Dibutuhkan Kritik dan Saran Yang Membangun
2. Kritik dan Saran Harus Sesuai Konten Tulisan
3. Terima Kasih Telah Berkunjung
EmoticonEmoticon